Pages

Jumat, 18 November 2011

Kue Pengantin Tertua di Dunia

Hampir di setiap resepsi pernikahan terdapat kue pengantin. Ada yang dibuat besar, ada yang kecil, ada yang kue beneran dan ada pula yang sekedar hiasan atau simbol saja.
Ketika acara pemotongan kue pengantin tiba, potongan kue akan disantap oleh mempelai, ada juga beberapa potongan yang diberikan kepada orang tua kedua mempelai. Sisanya akan dibagi-bagikan kepada saudara yang lainnya dan… disantap sampai habis.


Cerita berikut ini tentang kue pengantin yang sudah berumur 113 tahun dan dianggap sebagai kue pengantin tertua di dunia yang masih ada (belum sempat dimakan). Kue yang dibuat pada tahuan 1898 ini sekarang disimpan di sebuah museum Willis di kota Basingtoke, Hampshire – Inggris.


adalah sebuah keluarga tukang roti yang sudah berdedikasi untuk membuat roti sejak jaman buyut, dari tahun 1880. Ketika itu mereka mendapat pesanan kue pengantin dari sebuah keluarga bangsawan. Merekapun membuat kue pengantin dengan lapisan coklat dibagian luarnya, dihiasi dengan berbagai pernak pernik yang mirip dengan perhiasan ratu Victoria, lengkap dengan bunga-bunga plastik yang kini telah berubah warna menjadi agak kecoklatan termakan waktu.

Namun karena satu alasan kue tersebut tidak jadi diambil, dan oleh keluarga diputuskan untuk menyimpannya sebagai contoh atau sample untuk pemesanan berikutnya, dan dipajang di jendela toko.toko ini merupakan milik keluarga dan dijaga secara turun temurun. Namun keberadaan kue pengantin ini tetap dipertahankan dan dijaga oleh pihak keluarga. Selama berlangsungnya perang dunia ii, kue pengantin peninggalan keluarga ini sempat disimpan di loteng toko. Ajaibnya, perang tidak merusak kue ini dan bahkan tikus pun malas untuk menyentuhnya.
Tahun 1964, pihak keluarga memutuskan untuk menutup toko roti mereka. Mereka menyerahkan kue pengantin warisan ini ke museum Willis.

Oleh pihak museum, kue ini dikeringkan demi mencegah kerusakan lebih lanjut dengan menggunakan gel silica. “kami berharap kue ini masih bisa dinikmati selama 113 tahun lagi,” kata Sue Tapliss, kurator museum willis.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...